welcome

Kamis, 23 Desember 2010

TUGAS ANALISIS PUISI
DENGAN
STRATA NORMA ROMAN INGARDEN



Oleh:
Puji Lestari      2111409013




PRODI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
1.      Chairil Anwar
ISA
Itu tubuh
Mengucur darah
Mengucur darah
Rubuh
Patah
Mendampar Tanya: aku salah?
Kulihat tubuh mengucur darah
Aku berkaca dalam darah
Terbayang terang di mata massa
Bertukar rupa ini segera
Mengatup luka
Aku bersuka
Itu tubuh
Mengucur darah
Mengucur darah
(1959:14)
analisisnya:
a.       lapis bunyi ( sound stratum)
Dalam puisi ISA ini, terdapat lapis bunyi di dalam setiap kata yang membangun puisi tersebut. misalkan saja dalam :
Itu tubuh
Mengucur darah
Mengucur darah
Rubuh
Patah
Mendampar Tanya: aku salah?
Kulihat tubuh mengucur darah
Aku berkaca dalam darah
ini menunjukkan bahwa ada asonansi h. kemudian dalam sajak selanjutnya ada asonansi a. ditunjukkan dalam empat baris berikutnya:
Terbayang terang di mata massa
Bertukar rupa ini segera
Mengatup luka
Aku bersuka
b.      lapis arti (unit of meaning)
lapis arti ini lebih menekankan kepada arti dari setiap kata-kata yang dipakai.

Itu tubuh à disana ada sesosok tubuh yang utuh,terdiri dari kepala, tangan, kaki, dan badan.
Mengucur darahà tubuh yang utuh itu mengucurkan atau mengeluarkan darah
Mengucur darah
Rubuhà setelah tubuh utuh tersebut mengeluarkan darah, tubuh itu rubuh= jatuh.
Patahàtubuh yang telah rubuh itu menjadi patah
Mendampar Tanya: aku salah? à si Aku bertanya-tanya apa dia salah
Kulihat tubuh mengucur darahà si aku melihat tubuh it uterus mengeluarkan darah
Aku berkaca dalam darahà si aku melihat dirinya sendiri di dalam genangan darah yang mengucur
Terbayang terang di mata massaà si aku membayangkan kejadian sebelum terjadi pembunuhan
Bertukar rupa ini segeraà si aku merubah wajahnya atau ekspresinya dengan cepat
Mengatup lukaàkemudian  si aku menutup luka
Aku bersukaà si aku gembira
Itu tubuhà tubuh itu
Mengucur darahà mengeluarkan darah
Mengucur darah
c.       lapis ketiga
·         obyek-obyek yang dikemukakan: tubuh itu, darah yang mengucur, tubuh yang rubuh dan patah.
·         pelaku atau tokoh: si aku
·         latar suasana: mencekam, tragis
·         dunia pengarang= ceritanyaà  si aku melihat sesosok tubuh yang terluka, mengeluarkan darah. tubuh itu rubuh dan patah.  tubuh itu ialah hasil dari penyiksaaan massa yang tak mengenal belas kasihan. si aku menutup luka tersebut.namun si aku merasa senang, karena ia akhirnya tahu, bahwa tubuh itu menebus segala dosa-dosanya.
d.      lapis Dunia
dipandang dari sudut pandang  si aku, Isa disini dianggap sebagai pahlawan atau orang yang dianggap paling berjasa. karena dia rela berkorban diri untuk orang lain.
e.       lapis metafisis
sajak ini merupakan cerita tragis dari seorang Isa yang mengorbankan dirinya untuk orang lain, karena pengorbanan nya itulah, Isa dianggap suci oleh kaum Nasrani.

2.       Sutardji Colzum Bahri
O
DUKAKU DUKAKAU DUKARISAU DUKAKALIAN DUKANGIAU
RESAHKU RESAHKAU RESAHRISAU RESAHBALAU RESAHKALIAN
RAGUKU RAGUKAU RAGUGURU RAGUTAHU RAGUKALIAN
MAUKU MAUKAU MAUTAHU MAUSAMPAI MAUKALIAN MAUKENAL MAUGAPAI
SIASIAKU SIASIAKAU SIASIASIA SIA SIABALAU SIARISAU SIAKALIAN SIASIASIA
WASWASKU WASWASKAUWASWASKALIAN WASWASWASWASWASWASWASWAS
DUHAIKU DUHAIKAU DUHAIRINDU DUHAINGILU DUHAIKALIAN DUHAISANGSAI
OKU OKAU OKOSONG ORINDU OKALIAN OBOLONG ORISAU OKAU O…
(h.32)
analisisnya:
a.       lapis bunyi:
DUKAKU DUKAKAU DUKARISAU DUKAKALIAN DUKANGIAU
RESAHKU RESAHKAU RESAHRISAU RESAHBALAU RESAHKALIAN
RAGUKU RAGUKAU RAGUGURU RAGUTAHU RAGUKALIAN
MAUKU MAUKAU MAUTAHU MAUSAMPAI MAUKALIAN MAUKENAL MAUGAPAI
SIASIAKU SIASIAKAU SIASIASIA SIASIABALAU SIARISAU SIAKALIAN SIASIASIA
WASWASKU WASWASKAUWASWASKALIAN WASWASWASWASWASWASWASWAS
DUHAIKU DUHAIKAU DUHAIRINDU DUHAINGILU DUHAIKALIAN DUHAISANGSAI
OKU OKAU OKOSONG ORINDU OKALIAN OBOLONG ORISAU OKAU O
Semua yang bertulis tebal tersebut merupakan lapis bunyi yang ada di dalam puisi O dari Sutardji Colzum Bahri. 
b.      lapis arti ( units of meaning)
DUKAKU DUKAKAU DUKARISAU DUKAKALIAN DUKANGIAU = dukaku (si aku), dukamu duka karena risau, duka kalian merupakan duka ngiau.
RESAHKU RESAHKAU RESAHRISAU RESAHBALAU RESAHKALIAN = resahku dan resahmu merupakan resah karena risau, dan resah karena kekacauan merupakan resah kalian.
RAGUKU RAGUKAU RAGUGURU RAGUTAHU RAGUKALIAN = raguku dan ragumu ialah ragu seorang yang telah mengetahui segalanya (guru) dan ragu kalian adalah ragu atau keinginan untuk mencari tahu.
MAUKU MAUKAU MAUTAHU MAUSAMPAI MAUKALIAN MAUKENAL MAUGAPAI = inginku dan inginmu ialah mencari tahu dan mencari jalan menuju kebaikan. ingin kalian ialah ingin mengenal dan ingin mnggapai apa itu kebaikan.
SIASIAKU SIASIAKAU SIASIASIA SIA SIABALAU SIARISAU SIAKALIAN SIASIASIA = sia-siaku dan sia-siamu merupakan sia-sia dari usaha kita mencari kebaikan.  kekacauan dan kerisauan ialah hasil dari usaha kalian yang sia-sia.
WASWASKU WASWASKAU WASWASKALIAN WASWASWASWASWASWASWASWAS = kini perasaan cemaslah yang hadir ketika semua usaha kita sia-sia
DUHAIKU DUHAIKAU DUHAIRINDU DUHAINGILU DUHAIKALIAN DUHAISANGSAI = duhai aku dan kamu yang hanya bisa merasakan kesedihan(pilu), duhai kalian merasakan sangsai
OKU OKAU OKOSONG ORINDU OKALIAN OBOLONG ORISAU OKAU O… = aku, kamu mengalami kekosongan karena rindu, dan kalian juga mengalami kekosongan karena risau.
c.       lapis ketiga
·         obyek-obyek yang dikemukakan: duka, resah,ragu, mau(keinginan),dan kecemasan.
·         pelaku atau tokoh: aku, kamu, kalian
·         dunia pengarang:
duka, keresahan,kecemasan datang bila kita hendak menggapai sesuatu yang baik atau kebaikan. dukaku (si aku), dukamu duka karena risau, duka kalian merupakan duka ngiau. resahku dan resahmu merupakan resah karena risau, dan resah karena kekacauan merupakan resah kalian.raguku dan ragumu ialah ragu seorang yang telah mengetahui segalanya (guru) dan ragu kalian adalah ragu atau keinginan untuk mencari tahu.inginku dan inginmu ialah mencari tahu dan mencari jalan menuju kebaikan. ingin kalian ialah ingin mengenal dan ingin mnggapai apa itu kebaikan.sia-siaku dan sia-siamu merupakan sia-sia dari usaha kita mencari kebaikan.  kekacauan dan kerisauan ialah hasil dari usaha kalian yang sia-sia.kini perasaan cemaslah yang hadir ketika semua usaha kita sia-sia.duhai aku dan kamu yang hanya bisa merasakan kesedihan(pilu), duhai kalian merasakan sangsai. aku, kamu mengalami kekosongan karena rindu, dan kalian juga mengalami kekosongan karena risau.
d.      lapis keempat/ lapis dunia
dipandang dari sudut tertentu, antara aku dan kamu mengalami hal yang sama, sedangkan kau(engkau ) yang ditunjuk dalam puisi itu mengalami kejadian yang berbeda dari aku dan kamu. dimana kedudukan si aku dan kamu lebih tinggi dari kedudukan kalian.
e.       lapis kelima/metafisis
puisi ini merupakan penggambaran tingkat kedudukan antara aku dan kamu (kita) dengan kalian. dimana keduanya berbeda dalam mencapai suatu kebaikan.


3.      Taufik Ismail
KARANGAN BUNGA
tiga anak kecil
dalam langkah malu-malu
datang ke Salemba
sore itu
“ini dari kami bertiga
pita hitam pada karangan bunga
sebab kami ikut berduka
bagi kakak yang ditembak mati siang tadi”
(TIRANI –TAUFIQ  ISMAIL)
a.       Lapis bunyi:

tiga anak kecil
dalam langkah malu-malu
datang ke Salembaàterdapat asonansi a
sore itu
ini dari kami bertiga
pita hitam pada karangan bunga à terdapat asonansi a
sebab kami ikut berdukaà terdapat asonansi a
bagi kakak yang ditembak mati siang tadi à terdapat asonansi ak dan i
b.      lapis arti :
di dalam puisi tersebut, dijelaskan ada tiga orang anak kecil yang berjalan secara malu-malu datang ke Salemba pada waktu sore hari. ketiga anak itu memberikan sebuah karangan bunga yang diikat dengan pita hitam yang berarti mereka merasa ikut berduka karena ada orang yang ditembak mati pada siang tadi.
c.       lapis ketiga:
·         obyek-obyek yang dikemukakan: tiga anak kecil, orang yang ditembak mati, karangan bunga dan pita hitam.
·         pelaku atu tokoh : tiga anak kecil
·         latar waktu: sore hari
·         latar tempat: pemakaman
·         dunia pengarang:
Ada tiga orang anak kecil yang berjalan secara malu-malu datang ke Salemba pada waktu sore hari. ketiga anak itu memberikan sebuah karangan bunga yang diikat dengan pita hitam yang berarti mereka merasa ikut berduka karena ada orang yang ditembak mati pada siang tadi.
d.      lapis keempat/dunia
tiga anak kecil itu merupakan penggambaran dari rakyat kecil yang ikut berduka cita. rakyat kecil tersebut berjalan dengan langkah malu-malu, ini mempunyai arti bahwa rakyat kecil itu tidak bisa dengan lancang atau gegabah dalam bertindak. pita hitam dapat diartikan sebagai tanda atau simbol dari duka cita.
e.       lapis kelima/metafisis
puisi ini menceritakan bagaimana kita sebagai orang atau rakyat yang ikut berduka cita atas ditembak matinya orang/ rakyat kecil. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar